Pemerintah Amerika Serikat siap memfasilitasi perundingan konflik perbatasan di Laut China Selatan antara China dan Vietnam. Namun, niatan AS dipandang miring oleh pemerintah China dan pengamat hubungan internasional.
Dilansir dari stasiun berita CNN, Selasa, 14 Juni 2011, AS memilih bersikap netral dalam konflik kedua negara itu. Sikap netral pemerintah AS ini bertentangan dengan pendapat Kongres yang mendesak adanya reaksi yang lebih keras terhadap China mengenai hal ini. Reaksi AS, tutur kongres, akan berguna untuk menyeimbangkan pengaruh China di kawasan.
Kendati netral, namun AS menyatakan siap memfasilitasi perundingan antara kedua negara. Kesiapan AS ini, ujar Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, adalah bentuk kepentingan AS di luar negeri.
"Kepentingan nasional AS adalah kebebasan navigasi, akses yang terbuka di perairan Asia, dan penghargaan terhadap hukum internasional di Laut China Selatan," ujar Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.
Menanggapi hal ini, pemerintah China menyatakan menolak adanya campur tangan asing dalam sengketa perbatasan. Mereka mengatakan bahwa asing hanya akan memperuncing masalah, bukannya menyelesaikan masalah.
"Beberapa negara menggunakan tindakan unilateral untuk merusak kedaulatan dan batas maritim dan kepentingan China, melontarkan pernyataan yang tidak berdasar dan bertanggungjawab untuk memperluas dan memperumit masalah," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.
Peluru Baru
Pengamat dari Universitas Peking, China, Zhang Xizhen, juga memandang miring sikap AS tersebut. Dia mengatakan permasalahan Laut China Selatan akan menjadi peluru baru bagi AS untuk China. Sebelumnya, AS menggunakan Taiwan untuk menyerang kedaulatan China.
"Walaupun AS mengatakan bahwa mereka netral dalam masalah ini, namun jika konflik memanas di kawasan, mereka akan menggunakan alasan ini untuk turut campur," ujar Zhang.
Wilayah perairan Laut China Selatan menjadi perebutan antara China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan. Perairan yang dikenal sebagai jalur sibuk perdagangan internasional ini diyakini mengandung gas alam dan minyak yang belum terjamah.
Rabu, 15 Juni 2011
Selasa, 14 Juni 2011
Gara-gara Jupiter, Ukuran Mars Jadi Kerdil
Dari simulasi komputer dan laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature, diketahui bahwa planet Mars selesai terbentuk 2 sampai 4 juta tahun lebih cepat dibandingkan dengan Bumi. Ini memperkaya informasi mengapa ukuran planet itu sangat kecil.
Sebagai informasi, planet Bumi terbentuk dalam waktu 50 sampai 100 juta tahun. Adapun Mars, yang terbentuk dalam waktu lebih cepat, hanya memiliki massa 11 persen dari massa Bumi. Penyebab dari semua fenomena tersebut adalah migrasi yang dilakukan oleh planet Jupiter.
“Jika Jupiter bergerak dari tempatnya ke jarak 1,5 AU (1 AU adalah 1x jarak Matahari-Bumi) dari Matahari dan kembali ke posisi awal, maka pergerakan planet itu memengaruhi kepadatan bahan-bahan pembentuk planet di kawasan tata surya,” kata Kevin Walsh, peneliti dari Southwest Research Institute, dikutip dari Astronomy Now, 13 Juni 2011.
Seperti gambaran, saat ini Jupiter berada di posisi 5,2 AU. Namun dari model simulasi komputer, terindikasi bahwa planet-planet luar milik tata surya berpindah-pindah orbit sebelum menempati posisi permanen mereka saat ini. Saat mereka berpindah, mereka meredistribusi materi yang ada di tata surya.
Perpindahan planet Jupiter ke posisi yang mendekati posisi Bumi dan Mars saat ini membuat material pembentuk planet yang ada di kawasan itu berpindah. Akibatnya, Mars yang juga sedang berusaha membentuk dirinya kekurangan bahan baku.
Pergerakan planet Jupiter yang berangkat mendekati Matahari saat tata surya masih berusia muda dan kembali ke posisinya dan mengacak-acak material yang ada di sekelilingnya juga menjelaskan, mengapa bebatuan dan meterial yang ada di sabuk asteroid terdiri dari unsur yang berbeda-beda.
“Teka-teki besar ini perlahan-lahan mulai terpecahkan,” kata Walsh. “Simulasi menunjukkan bahwa migrasi Jupiter konsisten dengan kehadiran sabuk asteroid dan juga menjelaskan kandungan sabuk yang sebelumnya tidak bisa dipahami,” ucapnya.
Seperti diketahui, sabuk asteroid terdiri dari material acak antara lain bebatuan kering dan bebatuan yang mengandung air. Saat Bumi terbentuk, Bumi juga tidak mungkin memiliki air. Adapun penyebab hadirnya air kemungkinan adalah karena material yang ada di sabuk asteroid yang mengandung air, mendarat di Bumi akibat pengaruh pergerakan Jupiter.
Sebagai informasi, planet Bumi terbentuk dalam waktu 50 sampai 100 juta tahun. Adapun Mars, yang terbentuk dalam waktu lebih cepat, hanya memiliki massa 11 persen dari massa Bumi. Penyebab dari semua fenomena tersebut adalah migrasi yang dilakukan oleh planet Jupiter.
“Jika Jupiter bergerak dari tempatnya ke jarak 1,5 AU (1 AU adalah 1x jarak Matahari-Bumi) dari Matahari dan kembali ke posisi awal, maka pergerakan planet itu memengaruhi kepadatan bahan-bahan pembentuk planet di kawasan tata surya,” kata Kevin Walsh, peneliti dari Southwest Research Institute, dikutip dari Astronomy Now, 13 Juni 2011.
Seperti gambaran, saat ini Jupiter berada di posisi 5,2 AU. Namun dari model simulasi komputer, terindikasi bahwa planet-planet luar milik tata surya berpindah-pindah orbit sebelum menempati posisi permanen mereka saat ini. Saat mereka berpindah, mereka meredistribusi materi yang ada di tata surya.
Perpindahan planet Jupiter ke posisi yang mendekati posisi Bumi dan Mars saat ini membuat material pembentuk planet yang ada di kawasan itu berpindah. Akibatnya, Mars yang juga sedang berusaha membentuk dirinya kekurangan bahan baku.
Pergerakan planet Jupiter yang berangkat mendekati Matahari saat tata surya masih berusia muda dan kembali ke posisinya dan mengacak-acak material yang ada di sekelilingnya juga menjelaskan, mengapa bebatuan dan meterial yang ada di sabuk asteroid terdiri dari unsur yang berbeda-beda.
“Teka-teki besar ini perlahan-lahan mulai terpecahkan,” kata Walsh. “Simulasi menunjukkan bahwa migrasi Jupiter konsisten dengan kehadiran sabuk asteroid dan juga menjelaskan kandungan sabuk yang sebelumnya tidak bisa dipahami,” ucapnya.
Seperti diketahui, sabuk asteroid terdiri dari material acak antara lain bebatuan kering dan bebatuan yang mengandung air. Saat Bumi terbentuk, Bumi juga tidak mungkin memiliki air. Adapun penyebab hadirnya air kemungkinan adalah karena material yang ada di sabuk asteroid yang mengandung air, mendarat di Bumi akibat pengaruh pergerakan Jupiter.
Situs Interpol: Wanted Nunun Daradjatun
Foto dan identitas tersangka suap cek pelawat, Nunun Nurbaeti Daradjatun akhirnya terpampang di laman Interpol, Selasa 14 Juni 2011. Dalam situs Interpol yang berpusat di Lyon, Prancis itu, pada bagian atas foto tertulis Wanted Nunun Daradjatun.
Di bagian identitas, tertulis Nunun lahir di Sukabumi pada 28 September 1950. Berkebangsaan Indonesia dan menggunakan dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Inggris. Tinggi badan Nunun sekitar 1,55 meter dengan berat badan sekitar 55 kg. Mata dan rambut tertulis hitam.
Kejahatan yang dilakukan oleh Nunun dikategorikan sebagai fraud atau kejahatan perbankan. Dalam situs Interpol itu juga tertulis Nunun menjadi buronan dari Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia.
Dalam situs itu pula, Interpol meminta kepada siapapun yang mengetahui keberadaan orang seperti ciri-ciri yang tertera tersebut, untuk melaporkan ke kepolisian nasional atau polisi lokal setempat.
Hingga saat ini, keberadaan Nunun masih misterius. Saat masih berstatus saksi dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, istri mantan Wakapolri Komjen Pol (purn) Adang Daradjatun itu meminta izin berobat ke Singapura. Namun, keberadaan Nunun semakin kabur setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dideteksi pernah di Thailand dan Kamboja. Bahkan, Nunun diduga memiliki paspor ganda.
Di bagian identitas, tertulis Nunun lahir di Sukabumi pada 28 September 1950. Berkebangsaan Indonesia dan menggunakan dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Inggris. Tinggi badan Nunun sekitar 1,55 meter dengan berat badan sekitar 55 kg. Mata dan rambut tertulis hitam.
Kejahatan yang dilakukan oleh Nunun dikategorikan sebagai fraud atau kejahatan perbankan. Dalam situs Interpol itu juga tertulis Nunun menjadi buronan dari Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia.
Dalam situs itu pula, Interpol meminta kepada siapapun yang mengetahui keberadaan orang seperti ciri-ciri yang tertera tersebut, untuk melaporkan ke kepolisian nasional atau polisi lokal setempat.
Hingga saat ini, keberadaan Nunun masih misterius. Saat masih berstatus saksi dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, istri mantan Wakapolri Komjen Pol (purn) Adang Daradjatun itu meminta izin berobat ke Singapura. Namun, keberadaan Nunun semakin kabur setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dia dideteksi pernah di Thailand dan Kamboja. Bahkan, Nunun diduga memiliki paspor ganda.
Kamis, 09 Juni 2011
Kata Jacksen Setelah Persipura Juara ISL 2011
Persipura Jayapura sukses merebut gelar juara Indonesia Superliga (ISL) 2010/11 untuk kali ketiga, setelah kemarin menekuk Persisam Samarinda, 2-1 di Stadion Segiri, Samarinda.
Sukses itu, tentu tak lepas dari peran pelatih Jacksen F Tiago yang banyak memberikan kontribusi bagi tim Mutiara Hitam sejak menginjakkan kakinya di tanah Papua, awal 2009 lalu.
Bagi, Jacksen ini adalah kemenangan luar biasa yang pantas didapat Persipura. Bagaimana tidak, kemenangan tim asal Indonesia bagian timur itu tanpa diperkuat pemain asing. "Benar-benar luar biasa kami bisa merebut kembali gelar ini," kata Jacksen kepada VIVAnews.com, Kamis 9 Juni 2011.
Jacksen mengatakan, gelar kemanangan ini pertama akan dipersembahkan untuk masyarakat Papua dan seluruh fans yang ada di Indonesia. "Lalu, kedua tentu akan saya persembahkan untuk anak saya yang sedang sakit di Brasil," jelasnya.
Tak lupa, Jacksen juga memuji tim asuhnya yang berkat peran dan kerja kerasnya selama ini, Persipura berhasil merebut kembali gelar juara liga. Juga manajemen yang siang-malam membantu, sehingga tercipta suasana yang kondusif.
Kedepan, kata Jacksen, masih ada PR lain yang harus dituntaskan, yakni Piala AFC. "Target di ISL memang sudah tercapai, selanjutnya kami menatap perempat final Piala AFC, itu yang akan jadi fokus kami untuk tetap berkonsentrasi dan tidak larut dalam kebahagiaan,"
Kemenangan ini juga mencatatkan sejarah bagi pelatih asal Brasil itu, Jacksen Tiago mencetak rekor sebagai pelatih yang tiga kali mengantarkan timnya menjadi juara di pentas tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia bersama Persipura: 2009 dan 2011 serta Persebaya Surabaya (2004).
Sukses itu, tentu tak lepas dari peran pelatih Jacksen F Tiago yang banyak memberikan kontribusi bagi tim Mutiara Hitam sejak menginjakkan kakinya di tanah Papua, awal 2009 lalu.
Bagi, Jacksen ini adalah kemenangan luar biasa yang pantas didapat Persipura. Bagaimana tidak, kemenangan tim asal Indonesia bagian timur itu tanpa diperkuat pemain asing. "Benar-benar luar biasa kami bisa merebut kembali gelar ini," kata Jacksen kepada VIVAnews.com, Kamis 9 Juni 2011.
Jacksen mengatakan, gelar kemanangan ini pertama akan dipersembahkan untuk masyarakat Papua dan seluruh fans yang ada di Indonesia. "Lalu, kedua tentu akan saya persembahkan untuk anak saya yang sedang sakit di Brasil," jelasnya.
Tak lupa, Jacksen juga memuji tim asuhnya yang berkat peran dan kerja kerasnya selama ini, Persipura berhasil merebut kembali gelar juara liga. Juga manajemen yang siang-malam membantu, sehingga tercipta suasana yang kondusif.
Kedepan, kata Jacksen, masih ada PR lain yang harus dituntaskan, yakni Piala AFC. "Target di ISL memang sudah tercapai, selanjutnya kami menatap perempat final Piala AFC, itu yang akan jadi fokus kami untuk tetap berkonsentrasi dan tidak larut dalam kebahagiaan,"
Kemenangan ini juga mencatatkan sejarah bagi pelatih asal Brasil itu, Jacksen Tiago mencetak rekor sebagai pelatih yang tiga kali mengantarkan timnya menjadi juara di pentas tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia bersama Persipura: 2009 dan 2011 serta Persebaya Surabaya (2004).
Sabtu, 04 Juni 2011
Pemain Legenda Persib
Mengenal sepak bola sejak berumur sepuluh tahun, Max Timisela dikenal memiliki kemampuan brilian mengolah si "kulit bundar”. Babeh Maksi, biasa dia disapa, piawai menjebol gawang lawan dengan aksi "Balik Bandung" atau kontra salto. Ia berkiprah di Persib mulai tahun 1962. Max Timisela adalah pemain keturunan Maluku, tetapi lahir di Cimahi Bandung pada 7 Mei 1944. Ketika bergabung dengan timnas PSSI, membawanya pergi keberbagai negara di belahan dunia. Ketika Tur Eropa melawan klub dari Jerman, Werder Bremen pada tahun 1965, timnas kalah 5-6. Max berhasil mencuri perhatian dengan mencetak dua gol. Saat itu juga, pelatih Werder Bremen, Heer Brocker sempat kepincut untuk merekrutnya.
"Saat itu, kita memang harus mengedepankan motivasi untuk membela Persib. Untuk bisa masuk Persib harus memiliki motivasi besar karena dulu sangat sulit bisa menjadi bagian skuad Persib. Setiap pemain harus berkompetisi. Seandainya tidak memiliki kemampuan bagus, tentunya kita tidak bisa masuk dalam daftar pemain," kata pemain era 60-an dengan nomber punggung 16 itu.
Pada tahun 60-an Persib sudah banyak dihuni pemain dari luar suku Sunda, salah satunya yaitu keluarga Timisela dari Maluku. Keluarga Timisela yang memperkuat Persib adalah Pietje Timisela, Hengki Timisela, dan Max Timisela. Pietje dan Hengki lebih awal bergabung dengan Persib, setelah itu barulah generasi berikutnya Max Timisela. Meskipun pada zaman itu pemain Persib berbeda suku, tetapi di dalam diri setiap pemain ditanamkan motivasi besar untuk membela tim "Pangeran Biru". Rekan bermain Max di antaranya, Samsudin (kiper), Risnandar, Giantoro, Encas Tonif, Kosasih B, Ganda, Wiwin, Nandar Iskandar, Atik, Teten, Cecep, Dedi Sutendi.
Dengan menanamkan motivasi besar itulah, Persib bisa melambung tinggi pada jajaran tim elit era itu. Babeh Maksi, dengan talenta dan bakat alam yang dimilikinya, gantung sepatu pada usia 35 tahun, tepatnya pada tahun 1979. Rasa bangga, cinta dan tentunya rasa memiliki terhadap Persib sangat melekat pada diri Max Timisela, terlontar kalimat darinya, "Saya cinta sepak bola dan saya tidak bisa lepas dari sepak bola."
Prestasi bersama Persib yang pernah diraihnya tidak main-main. Ia membawa Piala Jusuf di Makassar, Piala Tugu Muda di Semarang, dan Piala Surya di Surabaya. Setelah pensiun, Max Timisela pernah menjadi asisten pelatih, rentang waktu tahun 1985–1990. Prestasi yang dia dapat ketika menjadi asisten pelatih Kompetisi Perserikatan 1986. Saat itu, Persib meraih juara dengan mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 PERSIB juara. Max tercatat menjadi asisten pelatih Nandar Iskandar, bersama Indra Thohir sebagai pelatih fisik
Langganan:
Postingan (Atom)